Rabu, 14 April 2010

9 atau 10

Pada suatu waktu, di sebuah padang pasir, seorang lelaki sedang membawa sepuluh ekor unta ke kolam air. Setelah berjalan beberapa saat, dia menunggangi salah seekor unta itu dan menghitung yang lainnya. Dia menghitung hanya sembilan saja. Dia turun dan berjalan balik mencari unta yang dikatakan hilang itu. Jika tidak menemukan unta yang dicarinya itu, dia beranggapan telah kehilangan unta itu. Dia berhenti mencarinya lalu berjalan kembali ke tempat unta-untanya dengan perasaan sedih dan bimbang. Lalu dia merasa amat gembira apabila didapatinya semua sepuluh ekor unta itu ada di situ.

Dengan riang dia menunggangi salah seekor dan setelah beberapa waktu dia terfikir untuk menghitung sekali lagi. Ada sembilan saja! Dia turun, keheranan dan mula mencarinya lagi. Unta yang hilang itu tidak ditemui. Dia bergegas ke arah kumpulan unta itu dan apabila dihtungnya, dia heran mendapati kesemua sepuluh ekor unta itu sedang berjalan dengan malasnya.

Dia menyalahkan keadaan panas padang pasir itu lalu menunggangi unta yang di belakang sekali, sambil menghitung yang lainnya untuk ketiga kalinya. Dia masih tidak mengerti, bagaimana seekor unta masih hilang. Dia melompat turun sambil menyumpah-nyumpah syaitan dan dengan letihnya mengulang kerja menghitung unta-unta itu. Ada sepuluh ekor unta !

"Baiklah, wahai syaitan laknat," sungutnya, "lebih baik aku berjalan kerana aku masih mempunyai sepuluh ekor unta daripada menunggangnya seekor unta dan kehilangan seekor.

sumber: dongeng rakyat

Legenda Pohon Puteri Malu (Cerita Rakyat Philippine)

Pada jaman daulu kala, tinggal suami istri yang kaya, bernama Mang Dondong dan Aling Iska.Mereka memiliki seorang putri berusia dua belas tahun yang bernama Maria.Mereka sangat mencintai putri mereka.

Maria adalah seorang putri patuh dan taat.Rajin dan baik, ia membuat dirinya dicintai oleh semua orang.

Tapi rasa malu juga salah satu sifat yang berbeda dari Maria.Dia sangat pemalu sehingga berbicara kepada orang lain menjadi beban besar untuk dirinya.Untuk menghindari bertemu orang, ia biasanya mengunci diri di kamar.

Maria memiliki taman bunga.Bunga-bunga itu indah dan terkenal di seluruh kota.Dia merawat tanaman dengan sabar dan lembut. Karena tanaman bunga itu sumber nya dari kebahagiaannya.

Suatu hari sekelompok bandit menyerbu sebuah desa di dekatnya.Bandit membunuh setiap orang yang mereka temukan dan mengambil uang dari penduduk.

Hari berikutnya bandit datang ke desa tempat Mang Dondong dan Aling Iska dan putri mereka, Maria tinggal.Mang Dondong melihat kedatangan banditsekaligus takut akan keselamatan Maria, ia memutuskan untuk menyembunyikan Maria di kebun.

Aling Iska menyembunyikan dirinya di rumah.Dia gemetar ketakutan ketika mendengar bandit-bandit di pintu gerbang.Lalu dia berdoa, mempersiapkan diri untuk apa pun yang akan terjadi.

"Oh Tuhan!"Aling Iska berdoa."Selamatkan putriku."

Tiba-tiba pintu terbuka.Bandit memasuki rumah dan memukul kepalaMang Dondong.Mang Dondong kehilangan kesadaran dan jatuh di lantai.Aling Iska mencoba melarikan diri namun juga dipukul di kepalanya.

Bandit mengobrak-abrik setiap tempat di rumah.Setelah mengambil uang dan perhiasan, mereka mencari Maria.Tapi Maria tidak dapat ditemukan di mana-mana.Jadi bandit tadi meninggalkan rumah untuk menjarah desa lain.

Ketika Mang Dondong dan Iska Aling sadar, para bandit itu sudah pergi.Mereka cepat berlari ke kebun untuk mencari Maria.Tapi Maria tidak ada.Lagi-lagi, mereka mencari setiap sudut di kebun tapi Maria yang malang tidak dapat ditemukan.

"Anak malang mereka mengambil! Putri yang malang!"Aling Iska menangis.

Semua merasa tiba-tiba sesuatu yang menusuk kakinya.Yang mengejutkan, ia melihat sebuah tanaman kecil dengan cepat menutup daunnya.Ini adalah pertama kalinya ia melihat jenis tanaman ini.Ia berlutut dan melihat dari dekat tanaman itu.Aling Iska melakukan hal yang sama.Setelah melihat tanaman itu untuk waktu yang lama, pasangan itu menyimpulkan bahwa tanaman itu adalah Maria.Karena sesungguhnya Maria telah diubah oleh Tuhan menjadi tanaman untuk menyelamatkannya dari para bandit.

Aling Iska dan Mang Dondongmenangis sesenggukan, setiap air mata itu berubah menjadi sebuah bunga kecil dan kemerahan tanaman baru yang mereka temukan di kebun.

Sejak saat itu Mang Dondong dan Aling Iska merawat tanaman itu dengan hati-hati.Mereka tahu apa tanaman itu, dalam kenyataannya adalah Maria anak mereka.Dan, seperti anak mereka, tanaman itu sangat pemalu.Jadi mereka disebut tanaman "
makahiya" karena menunjukkan hal itu menunjukkan karakteristik penting dari Maria-rasa malu - yang dalam bahasa Tagalog berarti "makahiya".

sumber: dongeng dan cerita rakyat di fb

Abu Nawas: Debat Kusir Tentang Ayam dan Telur


Melihat ayam betinanya bertelur, Baginda tersenyum. Beliau memanggil pengawal agar mengumumkan kepada rakyat bahwa kerajaan mengadakan sayembara untuk umum. Sayembara itu berupa pertanyaan yang mudah tetapi memerlukan jawaban yang tepat dan masuk akal. Barangsiapa yang bisa menjawab pertanyaan itu akan mendapat imbalan yang amat menggiurkan.

Satu pundi penuh uang emas. Tetapi bila tidak bisa menjawab maka hukuman yang menjadi akibatnya.

Banyak rakyat yang ingin mengikuti sayembara itu terutama orang-orang miskin. Beberapa dari mereka sampai meneteskan air liur. Mengingat beratnya hukuman yang akan dijatuhkan maka tak mengherankan bila pesertanya hanya empat orang. Dan salah satu dari para peserta yang amat sedikit itu adalah Abu Nawas.

Aturan main sayembara itu ada dua. Pertama, jawaban harus masuk akal. Kedua, peserta harus mampu menjawab sanggahan dari Baginda sendiri. Pada hari yang telah ditetapkan para peserta sudah siap di depan panggung. Baginda duduk di atas panggung. Beliau memanggil peserta pertama. Peserta pertama maju dengan tubuh gemetar.

Baginda bertanya,"Manakah yang lebih dahulu, telur atau ayam?"

"Telur." jawab peserta pertama.

"Apa alasannya?" tanya Baginda.

"Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur." Kata peserta pertama menjelaskan.

"Kalau begitu siapa yang mengerami telur itu?" sanggah Baginda.

Peserta pertama pucat pasi. Wajahnya mendadak berubah putih seperti kertas. la tidak bisa menjawab.

Tanpa ampun ia dimasukkan ke dalam penjara. Kemudian peserta kedua maju. la berkata,
"Paduka yang mulia, sebenarnya telur dan ayam tercipta dalam waktu yang bersamaan."

"Bagaimana bisa bersamaan?" tanya Baginda.

"Bila ayam lebih dahulu itu tidak mungkin karena ayam berasal dari telur. Bila telur lebih dahulu itu juga tidak mungkin karena telur tidak bisa menetas tanpa dierami." kata peserta kedua dengan mantap.

"Bukankah ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan?" sanggah Baginda memojokkan. Peserta kedua bjngung. la pun dijebloskan ke dalam penjara. Lalu giliran peserta ketiga. la berkata;

"Tuanku yang mulia, sebenarnya ayam tercipta lebih dahulu daripada telur."

"Sebutkan alasanmu." kata Baginda.

"Menurut hamba, yang pertama tercipta adalah ayam betina." kata peserta ketiga meyakinkan.

"Lalu bagaimana ayam betina bisa beranak-pinak seperti sekarang. Sedangkan ayam jantan tidak ada." kata Baginda memancing.

"Ayam betina bisa bertelur tanpa ayam jantan. Telur dierami sendiri. Lalu menetas dan menurunkan anak ayam jantan. Kemudian menjadi ayam jantan dewasa dan mengawini induknya sendiri." peserta ketiga berusaha menjelaskan.

"Bagaimana bila ayam betina mati sebelum ayam jantan yang sudah dewasa sempat mengawininya?"

Peserta ketiga pun tidak bisa menjawab sanggahan Baginda. la pun dimasukkan ke penjara.

Kini tiba giliran Abu Nawas. la berkata, "Yang pasti adalah telur dulu, baru ayam."

"Coba terangkan secara logis." kata Baginda ingin tahu "Ayam bisa mengenal telur, sebaliknya telur tidak mengenal ayam." kata Abu Nawas singkat.

Agak lama Baginda Raja merenung. Kali ini Baginda tidak nyanggah alasan Abu Nawas.